Dalam semangat pelestarian budaya dan lingkungan, Pemerintah Desa Landih menggelar kegiatan sembahyang bersama dan penanaman pohon yadnya di wilayah Tanah Laba, Desa Adat Landih. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan Tumpek Wariga, hari suci dalam tradisi Hindu Bali yang dikenal sebagai momen untuk menghormati dan menyelaraskan diri dengan alam semesta.
Tumpek Wariga, yang jatuh setiap enam bulan sekali dalam kalender Bali, merupakan hari yang didedikasikan untuk memuliakan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hidup. Di Desa Landih, peringatan ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat komitmen kolektif dalam menjaga warisan leluhur dan kelestarian alam.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (25/10) ini melibatkan seluruh perangkat desa, tokoh adat, serta masyarakat setempat. Mereka bersama-sama melaksanakan sembahyang sebagai bentuk rasa syukur kepada alam, dilanjutkan dengan penanaman pohon yadnya di area Tanah Laba. Pohon-pohon yang ditanam diharapkan menjadi simbol harapan akan masa depan yang hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Selain aspek spiritual dan ekologis, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antarwarga. Semangat gotong royong terlihat jelas saat masyarakat bahu-membahu menyiapkan tempat persembahyangan, membawa bibit pohon, dan menanamnya bersama-sama. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelestarian alam dapat berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai budaya dan kebersamaan.
Pemerintah Desa Landih juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga dan merawat pohon-pohon yang telah ditanam, serta menjadikan Tumpek Wariga sebagai pengingat akan pentingnya hubungan manusia dengan alam.
Desa Landih menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan dalam membangun desa yang berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, Desa Landih menegaskan komitmennya untuk menjadi desa yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga bijak secara spiritual dan ekologis.